Comment

"Jangan Lupa Tinggalkan Comment Ya', Matur Nuwun"

Minggu, 16 Mei 2010

Cinta itu Tanggung Jawab, Ungkapkan Hanya Pada Saat Khitbah

(Lokasi : Halte Busway Bundaran HI, 16 Mei 2010)
 

Lihatlah dunia dengan mata dan hatimu, lalu berfikirlah..... (emmmm....biasa-biasa aja). Apa yang kita lihat dan kita fikirkan entah itu tentang apa yang kita lakukan atau orang lain lakukan, selalu berorientasi pada egoisitas diri sendiri. Setegarnya kita dalam menerima peraturan hidup, selalu masih melahirkan keinginan untuk memberontak. Terutama hati yang berontak karena ingin segera merasakan yang namanya mawaddah (rasa kasih atau kecintaan) tanpa adanya ikatan, nah loh...


Pernah aku membaca kalimat yang ditulis Salim A Fillah dalam bukunya " Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim" yaitu:

“Antara cinta dan menikah ada dua pilihan, menikahi orang yang kita cintai, atau mencintai orang yang kita nikahi. Pilihan yang pertama bisa terwujud atau tidak terwujud. Sedangkan pilihan yang kedua adalah kewajiban. Maka wahai para wanita, jika ada orang yang menyatakan cinta padamu belum tentu dia bisa menikahimu, tetapi jika ada yang mengajak nikah denganmu niscaya dia siap mencintaimu apa adanya”.
Cee iii leeeh....... (co cweeetzzzzz), bahasane mlethik tekan ngendi-ngendi...he...

Bener bahwa pilihan yang pertama bisa terwujud atau tidak terwujud, karena keputusan ada di tangan seorang wanita. Pria diberi hak untuk memilih wanita yang terbaik menurutnya untuk disunting sebagai pelengkap separuh agamanya. Maka dari itu, mohon bagi para wanita untuk memahaminya jika pria yang kalian idamkan tidak memilih kalian. Mungkin Allah akan memberikan penggantinya yang lebih baik, amin. Begitu juga wanita berhak menolak khitbahan dari seorang laki-laki, walaupun kalian tidak berhak memilih, tetapi kalian berhak untuk menolak... (mungkin dia belum beruntung karena telah menolak aku, whatsssssssssss????? hee..).

Menurutku cinta itu tanggung jawab, jika mengucapkan cinta maka harus siap bertanggung jawab untuk menikahinya. Enak aja, tinggal jawab nggak mau nanggung. Itu mungkin alasan bagi seorang pria, mengapa dia tidak mau mengungkapkan perasaannya. Mungkin saat ini dia belum siap untuk menikah, tetapi di balik alasan itu ada sebuah kerja keras untuk mempersiapkan diri bahkan melebihi persiapan orang-orang yang telah mengungkapkan perasaanya pada calon pasangannya. Wuihhhh...keren kan usahanya, berarti dia itu taat dan menghargai seorang wanita. Pengeeennnnnnnn... hayo siapa yang pengen jadi makhtubah?

Menurutku juga, perasaan itu sebaiknya disampaikan pada saat khitbah berlangsung. Jika seorang calon suami ingin menikahi seorang gadis, maka khitbah (pinangan) itu harus disampaikan bukan kepada si gadis, tetapi kepada orang tua si gadis secara langsung. Seorang gadis tidak tahu apa-apa dan tidak punya hak secara hukum untuk menerima pinangan seorang laki-laki begitu saja. Perlu diketahui juga, saat kita menyatakan perasaan/cinta, berarti sudah masuk terhitung khitbah (astaghfirullah, aku juga baru tau sekarang ini..bismillah, cukup sekali saja)....

Oke dech, cukup ya. Semoga tulisan ini bisa memberikan manfaat..
   
Today Quote:  Inni uhibbuka fillahi '' Saudaraku, aku mencitaimu di jalan Allah ''....bismillah mari kita mempersiapkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar