Sumber gambar: http://rifafreedom.files.wordpress.com/
Di depan mushola itu masih ada satu sandal yang tidak ada pasangannya. Tongkat masih terlihat tersandar di dinding saat melihat ke arah pojokan mushola. Dia selalu hadir saat shalat maghrib didirikan, malahan dia datang duluan disaat yang lain masih berbuka. Satu kaki kirinya masih kuat menegakkan dan menopang tubuhnya di setiap gerakan shalat. Sangat malu jika diri ini tidak ikut serta dalam barisan penegak seruan-Mu bersama orang-orang yang pandai bersyukur termasuk dia. Dibalik ketangguhannya ada istri yang ridha akan keadaannya, kuat dan sabar dalam keridhaan Allah.
Ya Allah segala puji hanya bagi-Mu...
Saat ini telingaku masih mendengar panggilan-Mu walaupun terkadang ditulikan dengan indahnya seruan duniawi.
Kaki ini masih mau melangkah memenuhi seruan-Mu walaupun terkadang enggan dan memilih ke jalan yang mengantarkan kepada tempat yang jauh dari ridha-Mu.
Tangan ini masih mau menengadah memohon harap pada-Mu walaupun terkadang lemah untuk menengadah karena lelahnya mengerjakan hal yang mendatangkan kesenangan dunia semata.
Mulut ini masih bisa mentartilkan kalam-Mu walaupun terkadang sibuk bersyair dengan penuh kesombongan dan kebohongan.
Mata ini masih bisa meraba firman-Mu walaupun terkadang menerawang kepada yang tidak Engkau ijinkan.
Hati ini masih bisa tersentuh dan peduli apabila Engkau hadirkan pertanda di sekelilingku biarpun hanya sebagian kecil dan lebih sering kali tidak bisa menerima tentang apa yang Engkau putuskan terhadap diriku.
Ya Allah, bagaimana jika nikmat yang ‘masih’ itu Engkau cabut dari ku dan membiarkan diri ini sendirian terombang ambing jauh dari jalan yang penuh petunjuk dan keridhaan-Mu? Semoga Engkau hadirkan pendamping hidup bagi setiap hamba-Mu yaitu pendamping yang mampu ridha akan keadaan hamba, mampu menenangkan, mententeramkan dan sabar dalam mengingatkan untuk kembali pada keridhaan-Mu. Amin... (Sekian, waktu menunjukkan shalat isya’ berjamaah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar