Comment

"Jangan Lupa Tinggalkan Comment Ya', Matur Nuwun"

Sabtu, 25 September 2010

Terdidik Tapi Nganggur

Sumber Gambar: sidoarjosaiki.wordpress.com



Aduh nyak!! Setiap tahun yang namanya kelulusan pastilah banyaknya ga ketulungan. Cuman perbandingan jumlah lapangan kerja dengan jumlah pencari kerja sangat tidak proporsional. Hal ini menimbulkan jumlah pengangguran terdidik di negeri ini terus meningkat di setiap tahunnya. Tidak hanya itu, masih banyak faktor yang mempengaruhi tingginya jumlah pengangguran terdidik. Berikut data pengangguran terdidik yang saya peroleh dari searching di google yang bersumber dari Badan Pusat Statistik:


Pendidikan
2005
2006
2007
2008
2009
SMA
3.911.502
4.047.016
3.745.035
3.369.959
1.337.586
Diploma+Akademi
322.836
297.185
330.316
519.987
486.399
Universitas
385.418
375.601
409.890
626.202
626.621
Total
4.619.756
4.719.802
4.485.241
4.516.148
2.450.606

Sumber: Badan Pusat Statistik
Menurut opini saya dimana sebagian saya peroleh dari artikel yang pernah saya baca, pengangguran terdidik ini di karenakan oleh banyak hal diantaranya:
1.    Jumlah siswa/ mahasiswa tiap tahun selalu bertambah tetapi jumlah lapangan kerja tidak bisa menampung. Setiap perusahaan tidak mesti setiap tahun membuka recruitment, sedangkan setiap sekolahan/akademi/universitas setiap tahunnya pasti meluluskan ribuan siswa/mahasiswa.
2.    Sistem pendidikan yang menurut saya :
a.    Selalu mempelajari ilmu lama yang berulang-ulang dan turun menurun serta kurang aplikatif (basi). Sedangkan informasi teknologi selalu berkembang.
b.    Banyak sekolahan/universitas yang hanya mementingkan kecerdasan intelektualnya. Soft skill (penguasaan bahasa asing, pandai berkomunikasi, bekerja sama, melihat peluang, management resiko) masih belum dikembangkan kepada siswa/mahasiswa.
c.    Tidak adanya materi kewirausahaan mulai dari jenjang SMP/SMA bahkan di universitas.
d.    Setiap jurusan (universitas) tidak mempunyai link kerja sama dengan suatu badan/perusahaan yang sinkron dengan jurusan studi yang diambil siswa/mahasiswa. Sehingga banyak siswa/mahasiswa yang praktek di tempat yang bukan semestinya.
e.    Masih banyaknya sekolah/akademi/universitas berdiri dan masih belum terakreditasi serta memberikan kurikulum yang jauh dari standar nya.
f.     Banyak orang pandai yang kurang mendapatkan apresiasi dari pemerintah, sehingga banyak yang lari ke luar negeri.
3.    Mental pemuda/pemudi di negara ini masih bersifat manja dan konsumtif (tidak produkti). Yang selalu tertanam dari kebanyakan lulusan adalah “bagaimana mencari lapangan pekerjaan” bukan “bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan”.
4.    Kebijakan perusahaan di mana banyak perusahaan yang melakukan recruitment melalui outsourching. Selain itu status kontrak tidak menjamin prospek kerja karyawan.
Mungkin dari temen-temen semua mau menambahkan? Silahkan, sok atuh!!


1 komentar: